Pekalongan – Kondisi lalulintas di Jalan Raya Kedungwuni – Wonopringgo makin padat dan kerap terjadi krodit. Terlebih di hari-hari tertentu, banyak pengguna jalan yang melintasi jalur tersebut. Sehingga diperlukan alternatif jalan lain yang dapat mengatasi krodit di jalur tersebut, seperti pembangunan jalan lingkar.
Wakil Bupati Pekalongan Arini Harimurti membenarkan kondisi kepadatan lalulintas di jalur utama menuju ibu kota Kabupaten Pekalongan itu. Pihaknya telah memikirkan untuk memecah permasalahan krodit di jalur Wonopringgo – Kedungwuni.
“Memang jalur itu sering padat. Terlebih di hari-hari tertentu saat ada pengajian rutin. Memang cukup krodit,” kata Arini, kemarin.
Maka, lanjut dia, pihaknya telah memiliki wacana untuk membangun jalur lingkar di Kedungwuni-Wonopringgo yang menembus beberapa Desa, mulai dari Desa Paesan, Kedungpatangewu, Pegaden, hingga Sastrodirjan.
“Kita sudah berencana untuk membangun jalur lingkar, di wilayah selatan. Tujuannya, untuk memecah kepadatan lalulintas di jalur utama tersebut,” ungkap dia.

Menurutnya, dengan dibukanya akses lingkar itu, selain memecah kepadatan lalulintas, juga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. “Kalau jalur dibuka, tentu kantong-kantong ekonomi baru akan terbuka,” lanjut dia.
Rencana pembuatan jalur lingkar ini juga didasari masukan dari masyarakat yang meresahkan kondisi lalulintas yang kerap krodit. Untuk itu, pihaknya sudah melakukan peninjauan ke lokasi bersama kepada dinas terkait.
Kepala Dinas PU TARU Kabupaten Pekalongan, Wahyu Kuncoro mengatakan, pembangunan jalur lingkar masih dalam proses perencanaan. Pihaknya akan mengusulkan program tersebut secara bertahap di tahun 2019 dan 2020.
“Jalan sudah ada, namun lebarnya belum standar,” ungkap Wahyu, kemarin.

Dengan dibukanya jalur lingkar, maka diharapkan dapat mengantisipasi krodit di Jalan Raya Kedungwuni-Wonopringgo.

sumber : https://radarpekalongan.co.id

Related Articles