Salah satu pedagang di Kota Palu, Sulawesi Tengah yang terdampak gempa, Simpra Tajang (51) mulai membuka tabir harapan usai bencana gempa dan tsunami beberapa waktu lalu yang kini mulai berangsur pulih. Pemilik Unity Cafe and Coffee di Jalan Basuki Rahmat No 49, Palu ini menggambarkan besarnya manfaat listrik pasca bencana.

“Satu bola lampu yang menyala memberi harapan sejuta pedagang di kota Palu,” ujar Simpra, Selasa (16/10/2018).
Simpra pun mengenang kembali saat tempat usahanya diterjang bencana yang memilukan itu. Ia mengatakan bahwa dirinya dan pegawainya yang sedang sibuk melayani pesanan minuman dan makanan tamu, tiba-tiba goncangan terjadi begitu keras.

Pengunjung berlarian keluar. Meja, peralatan dapur dan etalasenya berjatuhan. Seketika suasana semakin mencekam saat listrik tiba-tiba padam. “Listrik padam, kota kami gelap gulita, kepanikan melanda, kekhawatiran akan keamanan dirasakan semua orang,” jelasnya.

Simpra cukup beruntung, cafe miliknya tidak mengalami kerusakan serius. Yang terlihat hanya retak rambut pada tembok dan pagar samping sepanjang 20 meter yang roboh, selebihnya semuanya masih dalam keadaan baik.

Selama listrik padam, ia dan keluarganya mendirikan tenda di halaman cafe. Selain masih adanya trauma, ia juga ingin memastikan semua fasilitas dan sarana usahanya dalam keadaan aman.

Tiga hari pertama saat listrik masih padam, optimisme hidup Simpra sempat surut. Di benaknya harapan mulai memudar karena usaha cafe tersebut merupakan tumpuan keluarganya mengais nafkah di Palu.

Suatu waktu ia berkeliling kota palu menggunakan sepeda motor, disetiap sudut kota ia melihat sendiri petugas PLN sibuk memperbaiki jaringan listrik. Dalam hati, Simpra berharap PLN bisa secepatnya menyalakan kembali listrik.

“PLN cepat sekali responnya, saya ingat hari ke-6 pasca gempa, daerah Basuki Rahmat listrik sudah menyala. Betapa senang perasaan saya, bagi pengusaha kuliner seperti saya ini, rasanya sendi kehidupan mulai bangkit kembali,” katanya.

Meski begitu, empat pegawai Simpra masih diliputi trauma dan belum dapat kembali bekerja. Simpra memutuskan tetap membuka usaha kulinernya dibantu adik laki-lakinya. Hari pertama listrik menyala, cafenya buka kembali. Pengunjung mulai berdatangan yang saat itu kebanyakan relawan yang datang.

“Dibalik musibah yang terjadi, Tuhan juga memberikan rezeki yang luar biasa. Semenjak listrik kembali menyala, cafe saya tak pernah sepi pengunjung. Optimisme saya menjulang. Saya yakin warga Palu lainnya juga merasakan hal yang sama,” katanya.

Simpra mencoba membayangkan apabila listrik dari PLN tak kunjung menyala. Ia tak mungkin menggunakan genset untuk usaha. Ia sadar akan lebih mahal biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli minyak.

“Lebih dua pekan sudah pasca gempa. Palu kembali terang. Kehidupan berangsur normal. PLN tidak hanya memberi warga Palu penerangan. PLN memberi kami optimisme untuk kembali bangkit,” katanya.

Sembari mengantarkan pesanan pengunjung, Simpra sempat mengucapkan terima kasih kepada Dirut PLN, yang dengan sigap mengirimkan lebih dari seribu relawan PLN dari seluruh Indonesia untuk menerangi Palu.

sumber : https://news.detik.com/berita/d-4258674/pulihnya-listrik-membuka-harapan-para-pedagang-korban-gempa-palu?_ga=2.184050030.952816044.1539588042-333623000.1512381440

Related Articles