Ada dua hal yang perlu dipikirkan ketika memutuskan berinvestasi properti, yaitu nilai jual kembali (capital gain) dan nilai sewa.

Namun, sama seperti jenis investasi lain, properti semacam apartemen juga memiliki risiko. Jika tidak mempunyai strategi yang baik, ada kemungkinan investor juga bisa buntung.

Ada sejumlah hal yang harus dipertimbangkan untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Untuk itu, sebelum memutuskan berinvestasi apartemen, mari kita perhatikan performanya di Indonesia.

Colliers International Indonesia pernah melakukan riset pada kuartal II-2015, hasilnya menunjukkan bahwa kinerja apartemen sewa, baik servis maupun non-servis, dan apartemen yang disewakan tetap stabil, yaitu hingga 75 persen.

Hasil itu dengan rincian bahwa performa okupansi apartemen di area Jakarta yang disewakan pada kuartal I-2015 hingga II-2015 berkisar 75 persen hingga 80 persen, sedangkan apartemen di nonprime area berkisar 69,8 persen hingga 70 persen.

Sementara itu, potensi keuntungan dari penjualan kembali apartemen sebelum seluruh gedungnya selesai dibangun menyentuh angka 30 persen sampai 50 persen.

Adapun apartemen yang dijual kembali dalam jangka waktu dua sampai tiga tahun setelah selesai dibangun bisa mencapai 50 persen hingga 80 persen.

Mengacu pada data Colliers tersebut, performa apartemen yang berlokasi di wilayah yang permintaannya tinggi bisa jadi kesempatan berinvestasi. Akan tetapi, penjelasan itu perlu disertai perhitungan untung rugi.

Menghitung untung rugi apartemen

Ada baiknya calon investor memperhitungkan cara untuk memperoleh keuntungan maksimal. Penghasilan sewa ataupun penjualan kembali apartemen memiliki perhitungan untung rugi masing-masing.

Pemilik apartemen yang tidak mau terburu-buru menjual aset biasanya memilih untuk menyewakannya lebih dahulu. Mereka berharap ada keuntungan berkala sebagai hasil dari penyewaan apartemen.

Menentukan tarif sewa dengan tepat bisa membuat pemilik apartemen memperoleh yield atau keuntungan setiap tahunnya secara maksimal.

Caranya, kumpulkan informasi dari sekitar lokasi apartemen itu. Cari tahu tarif sewa standar dan kemampuan penyewa di area tersebut.

Lalu, sejumlah biaya yang sudah atau akan dikeluarkan sampai apartemen itu disewakan perlu dihitung juga sebagai bagian dalam menentukan tarif sewa.

Akan berbeda halnya jika tujuan investasi apartemen yaitu menjual kembali. Harap diingat, pertimbangan selisih harga jual dan beli bukanlah satu-satunya cara untuk memperoleh keuntungan maksimal.

Sertakan juga penghitungan biaya yang sudah dikeluarkan dari awal proses pembelian. Biaya tambahan ini sering diabaikan. Padahal, jika dihitung-hitung, bisa jadi nilainya juga besar.

Ada sejumlah biaya tambahan yang mesti dihitung dari awal proses pembelian, yaitu pajak terkait jual beli apartemen, antara lain pajak pertambahan nilai (PPN), biaya bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB), pajak atas barang mewah, akta jual beli, pertelaan, biaya balik nama, serta biaya perawatan.

Gabungkan semua biaya tambahan ini dengan harga beli. Jangan sampai mengalami kerugian karena kurang teliti saat menghitung harga.

Setelah mempertimbangkan penjelasan tentang untung rugi di atas, sekarang saatnya Anda memilih apartemen mana yang disukai.

Bagi Anda yang mencari apartemen di sekitar Jabodetabek, baik untuk ditempati maupun investasi, salah satu lokasi yang pantas dilirik yaitu di Cikarang.

Saat ini, salah satu rencana besar bagi Anda yang ingin mempunyai apartemen di Cikarang adalah Meikarta dan bisa menjadi alternatif investasi apartemen. Proyek kawasan kota baru ini dikembangkan oleh pengembang properti Lippo Group.

Membidik pasar kelas menengah, proyek kota baru ini dikembangkan dengan nilai investasi Rp 278 triliun. Tidak hanya apartemen, Meikarta juga lengkap dengan fasilitas pendidikan, pusat kesehatan, pusat perbelanjaan, dan rumah ibadah yang akan dibangun di Cikarang.

 

Sumber : kompas.com

Related Articles